Gunung Tangkuban Perahu Adalah Salah satu
gunung berapi yang masih aktif terletak di Koordinat : 6° 46' 12" S,
107° 36' 0" E di Jawa Barat. Berada di ketinggian 2.084
meter (6.837 kaki). Bentuk Gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi
yang berpindah dari timur ke barat. Menurut sejarah Geogologinya, Gunung
Tangkuban Perahu terbentuk dari aktifitas letusan berulang Gunung Api Sunda di
jaman prasejarah. Cetusan letusan dalam dua abad terakhir adalah tahun 1829,
1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan 1929.
Wisata Gunung Tangkuban Perahu Pada puncaknya berbentuk memanjang mirip dengan perahu yang
terbalik dan jarang dimiliki gunung berapi pada umumnya. Di lereng gunung
terdapat hamparan kebun teh yang luas sehingga menambah daya tarik gunung ini.
Dari puncak gunung, Anda dapat menikmati indahnya pemandangan alam dan
kesejukan udara sambil melihat suasana kota Bandung.
Akses Kendaraan Rute jalan untuk sampai di kawasan obyek wisata Gunung Tangkuban
perahu adalah melewati pintu tol Pasteur, dilanjutkan ke Jl. Dr. Djunjunan -
lanjut ke Pasirkaliki - melewati Sukajadi - Setiabudi - Lembang lalu sampai ke
lokasi Tangkuban Perahu (Gerbang Atas).Bila keluar melalui pintu tol Padalarang
(via Cipularang), bisa ambil arah ke Cimahi lalu belok ke kiri melalui Jl.
Kolonel Masturi, lalu terus saja ikuti jalan Kolonel Masturi hingga ujungnya
(melewati daerah kecamatan Cisarua dan Kecamatan Parongpong, Kab. Bandung
Barat), lalu saat bertemu pertigaan Jl. Raya Lembang, belok kiri dan terus saja
ikuti jalan melewati markas Brimob dll, sekitar 1 kilometer lagi akan sampai di
Gerbang akses ke wisata kawah Tangkuban Perahu (kiri jalan).
Berdasarkan Legenda Suku Sunda Gunung
yang berbentuk unik ini telah menarik banyak perhatian pengunjung selama
puluhan tahun untuk menikmati langsung panorama lembah sekelilingnya.
Berdasarkan legendanya, gunung ini terbentuk akibat kemarahan Sangkuriang yang
merasa gagal dalam mengabulkan permintaan pembuatan danau dan perahu besar dari
Dayang Sumbi (merupakan kisah cinta terlarang antara seorang anak dengan ibu
kandungnya sendiri). Merasa kecewa maka ditendangnya perahu yang telah dibuat
dan jatuh tertelungkup (dalam bahasa Sunda "NANGKUB") yang menjadi
lokasi tempat wisata sekarang bernama GUNUNG TANGKUBAN PERAHU.


0 komentar:
Posting Komentar